Di dalam Istana Pasir - Jangan pupus dulu.
Kerutan halus itu datang entah dari mana, rambut yang hitam berkilau perlahan berubah putih tanpa disadari. Yang ketika muda terlihat elok dimata, tiba-tiba saja berubah menjadi renta, berjalan dengan tongkat penyangga.
Langit tanpa tiang, terbentang anggun tiap kali sengaja berlama-lama memandangnya. Awan yang berarak, bergerak indah mengikuti hembusan angin yang datang. Walau terkadang berubah menjadi kelabu, namun ia tengah mengumpulkan air untuk dijatuhkan pada bumi yang mulai kering.
Tunas baru yang mulai tumbuh, pada pohon tua yang mulai mengering batangnya, namun dengan sisa-sisa akar yang dimiliki masih tetap tertancap kuat dibumi. Udara, sinar matahari, bumi. Aku, kita, kami, apakah kau tak segera mengambil buah fikir dari semua hal yang telah terjadi?
Baik-buruk, benar-salah musuh abadi. Utusan yang telah menyampaikan pesan bagaimana cara untuk melawan. Pertanyaan, ruang sidang sebenarnya, siapa yang paling Meraja? Tadzakarun? Selama hayat masih dikandung badan, jangan mudah layu.
Komentar
Posting Komentar