Agenda bilik in polybag - Al'Insyiroh /555.


     "Murah banget, emang sih di jaman nabi banyak yang nyontohin mas kawin pake surat alqur-an, orang kita juga ada yang praktek kayak gitu. Nanti nyesel loh, kamu perempuan, nikah sekali seumur hidup, kenapa nggak minta mas kawin yang mahalan dikit?" Sempat tersenyum miris, begitu mendengar kalimat itu terucap dari seseorang yang selama ini menjadi guru ngajiku, bertambah ngilu ketika mendengar kalimat selanjutnya saat ia menceritakan tentang kenalannya yang terhitung telah berhasil dalam urusan dunia, dan kini bisa disejajarkan dengan para priyayi.

    "Hayati bener setiap ayatnya, Mbak. Maknanya, dari surat itu aku jadi ngerti ... kalo emang cuma Alloh yang punya hak ngangkat derajat dan jatuhin derajat seseorang. Apa yang aku alamin beberapa tahun ini, jatuh kejungkel-jungkel tapi masih bisa bertahan buat bangun lagi, perantaranya ya karena aku yakin sama isi surat ini. Menurut aku pribadi, cukuplah aku pasang harga mahal untuk diri aku dengan surat al-insyiroh ini."

    Siapa musuh sebenarnya manusia? Dengan status abadi pula? Subhanalloh, dari depan, belakang, kiri dan kanan, kini aku berhasil diserang. Malu pada Penciptaku, pada diri sendiri, sengaja meneladani semangat Al-Fatih dan berani berhayal mengulang sejarah yang pernah ia buat.

    Tengoklah polah dan kepak lebahmadu yang satu ini. Al-fatih tak putus menyembah-Mu begitu ia menyandang kata baligh, al munfarrid, qiyamul lail yang bersambung. Sedang aku selalu kalah dengan kalimat, lailan thowilan hasil hembusan musuh tak kasat mata ku. Sunah apa yang bisa ku banggakan? Yang bisa kujadikan tambalan? Munfarrid aku? Sedang buku-buku jari ini lebih sering ku gunakan untuk menyentuh si bilik dan mencoba merangkai A sampai Z agar bisa sehidup rangakaian kata milik Andrea Hirata atau Asma Nadia.

    Hemh, Zahrana ... masih penasaran aku dengan kisah hidupnya. Kisah cinta yang dibuat penulisnya, kisah cintaku?




Komentar

Postingan Populer