Buku Harian baxy 2020 - Menuju Payek 2
Eaaa … kita sampai dibabak dilema kisah cinta season berikutnya,
baxy. Aku masih ingat dilema kisah cinta season pertama, termehek-mehek dan
hampir setengah gila. Eits, bukan karena susah move on ya. Tapi lagi-lagi
karena “that thing” yang berusaha mengambil keuntungan, dari terjatuhnya
imanku saat itu.
Hahay … gegara alur
pencarian jodoh seperti zaman Siti Nurbaya. Akhirnya terlintas dalam benak
untuk mencipta kisah cintaku sendiri. Bukan sengaja membangkang pada peraturan dalam
payung agama yang menaungi, hanya saja terlalu banyak ketimpangan yang tanpa
sengaja kutemui. Ya, ya, ya … lagi-lagi dihadapkan dengan mata pedang yang
selalu meruncing tajam ke bawah dan dijaga sebisa mungkin agar tidak melukai si
pemilik pedang.
Langkah yang
kubuat, keputusan yang kuambil, bukan tanpa pertimbangan. Apalagi tiap kali
teringat ancaman yakhruju ‘anitho’ah. Siapa yang tak’kan berkecil hati, mendapat
sebutan anjing neraka saat masih hidup di dunia, hanya karena melanggar satu
peraturan yang sejatinya juga buatan manusia. Satu dari sekian banyak peraturan,
yang seringnya membuat akal fikiranku terus saja berputar, berusaha menemukan
jawaban agar bisa mengikatnya kembali dengan sekuat tenaga.
Iya … aku
mendengarkan, baxy. Aku juga berusaha untuk selalu taat, karena aku juga menginginkan
surga dan takut dengan gambaran neraka. Mastatho’na, baxy. Sampai titik
terakhir kemampuanku untuk mendengarkan dan mentaati, setiap perintah dan
peraturan yang ada. Aku juga telah berhenti mempertanyakan, seperti apa
keadilan dan pengayoman sebenarnya, arti dari slogan indah tentang saudara
lahir-batin.
Tak mudah ternyata,
untuk menjadi seorang penyampai agama. Membuat diri selalu seiring sejalan
dengan apa yang telah disampaikan. Para pembawa Qur’an, para penegak Sunnah, dan
aku pun sempat ikut menanam benih menakutkan itu. Sedikit membusungkan dada,
karena merasa telah berada dalam barisan gurunya semesta. Syukurnya itu hanya berlangsung
sebentar. Karena aku menerimanya sebagai sebuah pembelajaran, cara Alloh untuk
mengajarkan secara langsung seperti apa syndrome of power, perasaan yang
dimiliki Iblis saat menolak untuk melakukan sujud penghormatan.
Ketika setiap ucapan kita memiliki kekuatan untuk didengar,
berperan dalam merubah hidup seseorang, setiap gerak dan tingkah laku kita
diperhatikan, sengaja dinanti kehadirannya untuk kemudian ditiru oleh setiap
orang yang telah menjadikan kita sebagai idola, maka tak menutup kemungkinan
jika perlahan mengklaim diri sebagai manusia setengah dewa, Waliyulloh, titisan
para nabi. Semoga Alloh menjaga kita dari apa-apa yang mengundang murka-Nya,
baxy.
Terbukti tidak ada
yang sia-sia, kan? Apa yang telah aku lalui … bahkan setiap kesalahan dan
kebodohanku, ternyata semua mendatangkan manfaat dibabak hidupku yang baru. La
haula wala quwwata illa billah, baxy. Tugas seorang penyampai agama, ternyata
benar murni hanya menyampaikan apa yang telah diketahui. Membimbing, menuntun, karena
sudah terlebih dahulu mengerti dan mempelajari seperti apa medan yang akan
dilalui, mengetahui jalan mana yang harus ditempuh, untuk bisa tiba pada tempat
yang dituju dalam keadaan aman seperti yang diharapkan. Selebihnya? Ya Hadi, Ya badi’u … kembali pada Sembilan
puluh Sembilan nama yang baik, baxy. Semoga akal dan dasar hatiku senantiasa
ada dalam penjagaan dan pengawasan-Nya saat ini.
Kembali pada dilema
kisah cinta, walau aku tahu kisah cinta tak menjadi bagian dari daftar pertanyaan
yang akan diajukan dalam kubur. Namun tetap saja aku sedikit memaksa, untuk menggunakan
hak kebebasan berkehendak yang kudapat. Menyusun sendiri alur kisah, walau kuyakin,
skenario Yang Maha Penyayang akan jauh lebih indah dari yang kupunya.
Jujur … alur Siti
Nurbaya memang tak’kan pernah bisa hilang dari ingatan. Ditambah lagi dengan
sistem persamaan kasta dan strata yang ternyata diberlakukan juga dalam perkara
perjodohan. Ugh …!!! Andai botol minuman ditangan benar jadi kuhempaskan ke
lantai dihari itu. Sudah, sudah, lupakan saja. Mari bersama memasang pandangan
lurus ke depan, menapaki satu jalan yang kini telah dilalui berdua, eaa.
Ini kisah cintaku,
baxy. Kisah cinta yang kupunya, setelah sebelumnya hajat cinta telah terlebih
dahulu ku sampaikan, pada sebaik-baiknya Penghulu, pada sebaik-baiknya Mak
comblang. Kepada Yang Maha Mengetahui, yang sengaja aku jadikan pilihan pertama
untuk berbagi cerita, menjadi tempat untuk menuangkan semua rasa yang tak dapat
kubagi pada siapapun. Kepada Dia yang paling mengetahui rahasia terpisahnya
satu rusuk dari kerangkanya, aku memberanikan diri membisikkan satu nama, berharap
dapat menjadi penyempurna agama, dan memperbaiki diri bersama-sama.
Komentar
Posting Komentar