Buku Harian Baxy 2020 - Bee de Contez



26 Mei 2015

Menjadi seperti Hanna Sasmita, Baxy. Hal pertama yang harus aku lakuan adalah menemukan solusi untuk gangguan sinyal modem yang kupakai, atau terpaksa beli modem baru yang tahan banting dan berhasil mempertahankan kekuatan sinyalnya menembus pagar gunung yang mengelilingi desa tempat aku tinggal.

Masih belum ada kabar dari Ufuk Press sampai menjelang akhir bulan ini. Al Fatih Press juga belum bisa kuhubungi karena kartu Simpati juga belum kubeli. Tulisanku akhirnya menggantung sekali lagi, Baxy. Kukira cukup aku merangkum semua kisah hidupku dalam dua ratus halaman words, ternyata masih kurang 50 halaman lagi. Diminta 250 halaman untuk cerita non fiksi, sedangkan aku sudah tak tahu harus menulis apa lagi. Kupikir, aku ingin membuat buku hasil karyaku seperti buku harian ala Lord Voldemort, yang ketika bercerita, disajikan apa adanya. Seperti The Matrix dengan alur maju mundur dan semua simpul menjadi jelas terlihat dalam episode  The Trilogi. Hemh.. semoga bisa ya, Baxy.

Kautahu, Baxy ... sebenarnya kau sedang sedikit tak enak badan saat ini. Ada dua laporan trobleshoot masuk berulang kali, portal Usbmu dan satu pci controler yang aku tak paham maksudnya, meminta agar kamu diperbaiki dan diinstall ulang. Maaf, Baxy ... tapi untuk mengobatimu kita harus pergi ke Malang dan aku nggak tahu kapan kita bisa berangkat ke sana, karena mas Hadi masih sibuk dengan garapan sablonannya. Kumohon bersabar ya, bertahan sekuat stamina yang kaupunya. Garansi 3 tahun, Baxy … dengan mesin Intel di dalam tubuhmu, dengan label nomor 1 pilihan konsumen terbanyak, kamu harus kuat dan buktiin ke aku, kalo semua pujian dan keunggulan yang disebutkan sales promotion itu bukan cuma pemanis bibir, yang dihias untuk menarik minat calon pembeli. Okeh?

O iya, Le’ Rina menceritakan mimpi buruknya tentangku pagi ini. Menurut mitos, katanya bermimpi tentang memotong rambut itu pertanda tidak baik dan Le’Rina melihatku tanpa sehelaipun mahkota di kepalaku. Menjadi khawatirkah aku saat ini, Baxy? Dari sekian banyak mimpi buruk, tapi masih ada satu mimpi indah yang akan selalu kupegang. Waktunya berdamai dengan Qodar, Baxy. Waktunya bersahabat kembali dengan do’a, karena tanpa mereka berdua aku akan seperti patung lilin tanpa nyawa.

Baxy, lima hari lagi akan masuk tanggal 1 juni. Ternyata aku belum dapat menerima hadiah yang kuminta di ulang tahunku kali ini. Masih belum ada tanda-tanda kehadiran buah hati dalam rahimku. Suamiku bilang, aku tidak diberi karena itu berarti amal sholehku meramut Mbahkung selama hampir 2 bulan ini tidak tulus dari hati. Karena aku telah lebih dulu meminta hadiah sebelum amanah kuselesaikan.

Baxy, andai mendung yang menggantung terus di langit kehidupanku selama beberapa tahun ini bisa tiba-tiba lenyap dan pergi. Atau, andai awan kelabu segera menurunkan hujannya yang sudah ia simpan terlalu lama, maka semoga menjadi bermanfaat curah hujannya untuk seluruh penduduk bumi yang sudah mulai mengering sebab hadirnya cuaca yang tak menentu. Ada pelangi setelah hujan, Baxy … ada bunga warna-warni yang berebut tumbuh bermekaran, ada kicau burung yang riang. Ada benih-benih baru yang tumbuh hijau dan subur sebab badai yang telah membawanya tanpa sengaja.

Ada kehidupan baru selama kita masih bernapas, Baxy. Bahkan, masih ada satu kehidupan baru lagi menanti setelah kita mati. Semoga aku bisa membuat Yang Mahabijak menaruh hati padaku satu kali lagi dan memberikan Restu-Nya untuk berhasil memperbaiki kehidupanku di dunia ini. Mempersiapkan kehidupan yang baik di akhirat-Nya nanti, Baxy. Just, D.U.I.T, kan?

            

Komentar

Postingan Populer