Buku Harian Baxy 2020 - Bee de Contez
23 Desember 2011. 16:09 sore
Niatnya hari ini lanjutin posting catatan perjalananku menuju
gudang mimpi, tapi kupikir nanti sajalah. Lihat Sofi teman semasa mondok tampil
di DAAI TV. Mengedukasi pemirsa di rumah, tentang seni menyulam dengan
memanfaatkan barang bekas yang ada di sekitaran kita dan menyulapnya menjadi
benda layak jual. Senangnya, dapat menjadi contoh dan mendatangkan sesuatu yang
bermanfaat untuk orang banyak, tanpa harus sesumbar ingin menjadi sesuatu yang
besar. Dan jujur, itu membuahkan satu pukulan telak lagi untukku, Baxy.
Chey bilang, cukup itu relatif dan idealis. Orang punya banyak
pengertian untuk kata ‘cukup’ dan seperti biasa aku selalu membuat pertahan
diri yang terlalu berlebihan jika menyangkut realita hidup. Aku bilang, aku tak
kenal kata-kata semacam itu, relative, idealisme, jujur aku nggak ngerti.
Sampai akhirnya Chey ngucap sesuatu yang bikin aku setuju, "Oke!
Nggak usah kenal! Nggak usah paham! Nggak usah mengerti hidup dengan pemikiran
Mbak. Berjalan aja terus, karena itu memang harus!!” Walau
dengan pengucapan yang banyak menggunakan tanda ‘Seru,’ tapi aku justru
menerimanya dengan riang gembira. Berjalan saja terus! Karena itu memang harus,
Baxy.
Baru beberapa hari yang lalu aku mengerti, kenapa urutan membuat sebuah
buku harus terbagi tiga. Merajut mimpi, terjatuh, baru meraih hasil. Sepertinya
tak jauh beda dengan yang sedang kualami saat ini. Kadang jadi ngerti juga
kenapa dulu aku berhenti di tengah jalan, padahal kalau digambarkan seperti Oase
yang benar ada di depan mata dan aku tinggal nerusin langkah buat ngewujudin
semua mimpi.
Bisa dibilang terlalu idealis-kah, andai kubilang, ‘nggak rela
menggunakan Maxindo sebagai batu loncatan?’ Menjemput mimpi, kerja di balik meja
dengan ijazah SMA yang setengah menggantung, minim ilmu, tapi semua jalan selalu
dimudahkan. Fasilitas internet dari pukul 08 pagi sampai 17.00 sore, bermalam
dalam akuarium biru dan mulai ngejarah lappy-nya Chey sang programmer belia.
Ketak-ketik blog, mantengin facebook, sepanjang hari kewalang syukur tapi
sekaligus nahan sedih dan malu. Heleh, selalu saja tentang aku yang aneh.
Apa mimpi yang Sofie punya, Baxy? Tentang masa depannya? Beruntunglah
ia dengan masa depan yang ia miliki saat ini. Apa mimpi seorang Nuni? Semua
sudah kukumpulkan dalam satu wadah, Baxy. Walaupun kelihatan tak mungkin, tetapi
aku tetap ingin meraih mimpi dan tanggung jawabku dalam satu pelukan.
Komentar
Posting Komentar