Entah Sajak atau Puisi - Bangunkan para Pekerja Cahaya 1
Wajah-wajah lugu bermata sendu
Yang kasat mata semakin berlaga
Yang berupa samar semakin terlupa
Sudah terucap lalu harus apa?
Terus berjalan dan langsung mulai saja
Pada Pemilik Senyum yang selalu terkembang
Wajah-wajah sendu
Wajah-wajah penuh sinar
Jiwa-jiwa rapuh
Berhias peluh
Tak ada keluh
Karena yang mereka tahu hanya terus maju
Di antara gelap dan terang mereka berjalan
Dalam zona abu-abu mereka temukan nyaman
Karena bersama putih terkadang mereka lupa peran
Sementara yang datang bersama gelap terus memenuhi lahan
Karena bersama putih terkadang mereka lupa peran
Sementara yang datang bersama gelap terus memenuhi lahan
Yang kasat mata semakin berlaga
Yang berupa samar semakin terlupa
Sudah terucap lalu harus apa?
Terus berjalan dan langsung mulai saja
Akal adalah sebaik-baiknya kawan
Hati adalah sebaik-baiknya pengendali
Pada Peletak hitam di atas putih aku mengadu
Pada Pemilik warna setelah abu-abu
Pada Peletak hitam di atas putih aku mengadu
Pada Pemilik warna setelah abu-abu
Pada Pemilik Senyum yang selalu terkembang
Aku layangkan pandang
Dengan kaki singgasana yang suci
Aku berharap dapat menyentuhnya
Kami jiwa-jiwa renta
Hanya punya rangkaian kata
Seakan lemah dan terasing
Seakan lemah dan terasing
Tak lantas membuat langkah kami terhenti
Wajah-wajah sendu
Seperti cawan tanpa tuan
Tergeletak kosong di sudut ruang
Menanti digunakan
Wajah-wajah penuh sinar
Seperti tuan tanpa cawan
Mencari wadah
Lupa saat meletakkan
Jiwa-jiwa rapuh
Seperti zombie menapaki hari
Sudahkah teringat
Bagian mana yang terlupa?
Istana Pasir, 09062011
Komentar
Posting Komentar