Lilin Klenteng hijau bambu
"Berhentilah membakar diri, Ni'. Kenapa
harus pilih jadi lilin, kalo kamu bisa bersinar seperti matahari?!"
Hemh, adakah lilin pernah meminta dirinya untuk dijadikan lilin?
Yang tugasnya menerangi dengan cara menghabisi dirinya sendiri? Adakah sebatang
lilin dapat menolak dan memadamkan dirinya sendiri, saat tahu sumbunya telah tersulut api?
Ah, kakakku sayang. Ku tahu kau berkata seperti karena sayang padaku.
Aku tak pernah memilih menjadi lilin, dia ada karena sengaja dicipta, begitu
juga aku. Intinya cahaya, Kak. Seberkas sinar ditengah pekatnya gelap.
Menyesalkah lilin saat tubuhnya leleh terbakar api? Sekaligus
penanda, selesainya peran, masa ia menerangi? Tidak, Kak … bukan seperti itu
cara ia bekerja. Karena saat api telah membakar habis semua sumbu, saat itu
yang lilin tahu hanya satu, Tugas telah selesai. Dan segera, digantikan dengan
lilin-lilin baru.
Lilin bersinar saat sang mentari istirahat diperaduan, Kak. Saat
hasil karya Thomas Alfa Edison menolak bekerja. Ikut berbagi peran, tanpa
pernah berharap menjadi pemeran utama, tanpa ingi dikenang banyak masa, namun
cukup dengan mengetahui bahwa minyak padat bersumbu itu biasa disebut dengan
nama, Lilin.
Kakakku sayang, biarkan aku dengan pilihanku. Tak perlu khawatir,
karena aku bukanlah sebatang lilin putih kecil yang biasa dijual dipasar. Lihat
adikmu ini sebagai sebatang lilin klenteng besar dengan warna hijau bambu, yang
akan bersinar lebih lama, biasanya bertahan lebih lama.
Biarkan mentari memenuhi perannya, bersinar dipagi hari dan seolah
bersembunyi diperaduan kala senja tiba, dan sumbu yang ku miliki akan selalu
menanti, saat tiba kembali disulut api. Saat gelap datang, saat orang sengaja
mencari terang, mencari tenang, dengan hanya memandang sinar kecil yang
dibawanya.
Aku tak pernah berharap dapat bersinar terang dan menandingi
cahaya, seperti yang biasa dilakukan Sang Surya. Cukup izinkan aku tenang
dengan seberkas sinar yang kupunya. Disudut ruang carilah aku, walau sedikit
berdebu, aku telah terbiasa. Di sana, kau kan jumpa rupa adikmu yang baru …
iya, Lilin klenteng hijau bambu.
Komentar
Posting Komentar