Swordsmith said, and old steel told a story.
“Buang saja baja itu! Terlalu keras dan sulit
ditempa, coba cari ditumpukan sana, mungkin ada baja yang jauh lebih baik dan berguna.”
Baja tua teronggok dalam tumpukan sisa bilah baja lainnya, baja tua
ingin menangis tapi tak bisa, karena ia tahu, ia hanya sebentuk baja. Baja tua
meratapi diri, salahkah baja ini karena terlalu keras wujud yang ia miliki. Mencoba
berteriak pada the sword maker sekali lagi, "Tempa aku sekali lagi, siapa tau seperti pedang Arthur, kelak
aku menjadi." Namun suara
baja tua tak mungkin bisa keluar, selamanya tak’kan terdengar.
Baja tua mulai kembali meratapi diri, "Kenapa terlalu keras aku menjadi?!" Sengaja memandang sekitar, memperhatikan deretan pedang yang berhasil
tercipta, demikian pula dengan tameng-tameng kuat dan perkasa,
Baja-baja keras yang berhasil ditempa, dan berubah menjadi mahakarya.
The Swordsmith tersenyum puas dan merasa bangga.
Menyaksikan itu, baja tua seketika ikut membusungkan dada,
"Setidaknya, aku masih punya sebuah nama, dan aku pernah tersentuh tangan
untuk ditempa." ucapnya bangga. Baja tua pun bernafas perlahan, menutup
mata dan mulai bersahabat dengan tempat barunya.
Komentar
Posting Komentar