Dua jadi satu 2
“Se’ kate nggolek enggen, Und. Iki kate ngerepno se’, cek ono
enggen ghae ndekek sekem ambek kembang seng mari di adhahi,” jawabnya. Kemudian
berdiri untuk menutup salat Dhuhurnya dengan 2 rokaat sunah rawatib.
Hehee … Alhamdulillah,
ternyata sosok Al-Fatih yang dibacanya sukses membuat suamiku termotivasi untuk
membangun dan menguatkan kembali keimanannya. Berusaha menjaga rawatibnya agar
ia pun memiliki pedang seperti Sultan Mehmed, berharap juga memiliki mahkota
yang akan menghias kepalanya dengan menjaga tahajudnya. Semoga Allah selalu
menjaga dan membuat kami terus melestarikan apa-apa yang dapat mendatangkan
kebaikan dalam kehidupan kami, Baxy.
‘Aku artikel yang tidak menarik untuk suamiku.’ Catatan pendek yang
sengaja kutulis di kertas kecil berperekat dan sengaja kutempel di dinding kamar
tanggal 23 Maret tahun lalu, setelah merasa kehabisan cara untuk membantunya
mengenal agamanya yang selalu bilang sedang ia cari. Syukur … Alhamdulillah, akhirnya
ia menemukan sendiri artikel yang berhasil menarik hatinya lewat buku Muhammad
Al-Fatih.
[Kenapa harus malu? Iri sama siapa, kenapa? Sedangkan dalam Islam
cuma ada 2 alasan yang dibenarkan buat iri. Yaitu pada orang yang bisa
beribadah dan beramal lebih banyak dari kita.] Sms balasan dari mbak Wanti saat
pembahasan kami bukan lagi tentang buku Al-Fatih, tapi membahas seputar
kehidupan kami masing-masing.
Aku sedang sibuk dengan trashbag hitam saat itu. Berhenti membelah
dua plastik hitam besar dan segera membalas sms yang memang sedang kutunggu-tunggu
itu.
[Ya sama Muhammad Al-Fatih, Mbak. Iri, begitu tau Muhammad Al-Fatih
tumbuh dan besar dalam binaan Islam. Malu karena makin sadar aku ini bukan
siapa-siapa, tapi begitu dikasih hidayah, bisa kenal Islam dan ngeresapin
nikmatnya Iman, akunya malah yang kurang mempersungguh. Sampe sekarang belum
berani buat ngelanjutin baca bukunya, Mbak.]
Satu tirai hitam selesai kupasang. Menjadi penutup antara kamar
mandi dengan kamar mandi kecil khusus untuk buang air besar. Saat masuk kembali
kedalam dapur, sms balasan kembali kuterima dan segera kubaca.
[Smsannya disambung nanti aja ya, nie’. Mba’nya lagi halaqoh dulu
nih.]
Komentar
Posting Komentar