Ghibaters, Ker's



“Mereka itu adalah orang-orang yang memakan daging manusia semasa hidupnya, dan mereka telah membuka pada rahasia manusia lainnya,” jawab Malaikat Jibril, setelah Rosululloh mengajukan pertanyaan dimalam mereka melakukan perjalanan ke langit. *Abu Daud juz 2 kitabul adab*

            Hoho, kenapa tiba-tiba mbahas Ghibah? Dua mata yang tiba-tiba menukik tajam bersamaan ke satu arah, kalimat patah-patah yang hanya dikeluarkan diujung bibir, berhias senyum culas. Sepertinya tak beda jauh dengan gaya ibu ratu di istana Pataliputra, yang saat berkonspirasi dengan sekutunya setuju untuk melimpahkan kesalahan yang telah mereka buat pada Dewi Darma. Atau cukup dengan mengingat ekspresi bu tejo, untuk menggambarkan semuanya.

Xixixii, filsofi bu Tejo. Jika berita yang disebar adalah sebuah kebohongan maka itulah yang disebut Fitnah, andai berita yang tersebar ternyata sebuah kebenaran, maka itulah yang dimaksud dengan berghibah.

Ah, tak usah mencari gambaran terlalu jauh, karena tidak menutup kemungkinan para Ghibaters ada dan tinggal disekitar kita. Atau mungkin, kita sendiri telah bergabung dan menjadi salah satu dari mereka? Entah itu karena terpaksa atau suka rela, tanpa sadar atau justru dalam kondisi sadar penuh. Ghibah sepertinya telah berubah menjadi seperti susu, yang menjadi pelengkap sajian 4 sehat 5 sempurna. Seperti garam yang dibubuhkan dalam setiap masakan. Menjadi camilan selezat coklat, atau hiburan gratis sarana belajar, seandainya tiba-tiba saja datang seorang Produser yang menawarkan kita peran antagonis. Wakwaw.

            Trio Similikiti … Fatat, Ghibah dan Hasad. Seakan mereka bertiga telah saling mengikat janji untuk menjadi sahabat sejati. Bergerak dinamis, menyatu harmonis, dengan gerak kehidupan sehari-hari.

Saling melengkapi, Trio Similikiti bekerja saling mendukung dan saling menguatkan. Seperti dalam kisah PERANG SIFFIN. Fatat maju terlebih dahulu, kemudian Hasad hadir untuk meyakinkan agar perang itu benar-benar terjadi, lalu Ghibah muncul dibarisan terkhir, sebagai pelengkap. Dan berhasil melahirkan Khawarij, sebagai buah dari sebuah kisah perang yang membuat banyak hati patah dan hancur berkeping-keping.

Yang menjadi Rahmat untuk Semesta Alam, tak lagi hanya mendapat sebutan Islam sejak kejadian itu, karena telah terbelah menjadi Sunny dan Syi’ah. Dan Trio Similikiti bertambah semangatnya untuk bekerja tanpa kenal lelah.

            Hey, hanya boleh iri pada orang yang berilmu dan mau mengamalkan ilmu yang di milikinya, pada seseorang yang gemar bersedekah bahkan dalam samarnya, dan pada orang yang selalu berbuat baik selama hidupnya. Hanya boleh menggunjing dalam urusan kebaikan, memprovokasi untuk berlomba-lomba dalam menabung pahala.

Haha, aku tahu semua itu terdengar terlalu idealis, hanya sebuah slogan tanpa tindakan nyata. Hal seperti itu hanya ada dan terjadi di layar kaca? Lalu mengapa, tidak segera kita coba?

Komentar

Postingan Populer