Buku Harian Baxy 2020 - Bee de Contez
29
Desember 2012
Wake up and stop crying like a baby! Wipe your tears and bring back
your cheers! Ini bukan saatnya lagi untuk mengaduh dan mengeluh, Bee! Be
strong, jadilah sekeras batu, yang hanya bergerak dan menggelinding sebab rasa
takut dan ketaatannya pada perintah Sang Khaliq. Andai kau menampakkan tangismu,
apa lantas mereka iba dan ikut menitikkan airmata? Jika kamu terus meratap
seperti ini, itu sama saja kau sedang mengamini prasangka buruk mereka.
Sama-sama berjuang, Bee. Itu gunanya keyakinan, kekuatan do’a, fungsi
dari senyuman. Jika tak bisa kaubuktikan sekarang, tetap berprasangka baik-lah
saja. Toh pasti akan terbukti suatu saat nanti.
Kembali ke kandang terlalu cepat tanpa hasil, hanya akan kembali
melukai hati bunda ratu sekali lagi, Bee. Silahkan saja jika kau tega
melakukannya! Tapi suka atau tidak, kamu memang sudah mati langkah. Mundur ke
belakang, maka bismillah yang kau banggakan akan semakin hilang kekuatannya. Mau
bergeser sedikit, lalu arah mana yang akan kamu pilih sekarang?
Tak takutkah kamu akan zaghu semakin jauh? Naik ke atas? Hah … kau
pun tahu harus terlebih dulu membenamkan diri ke dalam tanah mengenakan gaun
putih, dengan tiga sanggul di kepala untuk bisa sampai ke sana.
Maju ke depan adalah satu-satunya pilihan, Bee. Hasil apa yang akan
kaudapat tak penting lagi untuk dipikirkan sekarang. Karena yang pasti akan kaujumpai
adalah satu kata yang sama-sama telah kamu ketahui. Yupz, sebuah kenyataan bahwa
akhirnya kamu berhasil menentukan langkahmu sendiri.
Kau bercerita tentang rasa pilu? Hello … sedangkan aku yang paling
tahu dengan pasti, seperti apa rasanya hatimu saat ini. Sebelum kau mengaduh
sekali lagi, coba perhatikan kembali semuanya dengan lebih teliti. Oh, tidak …
Bee, ini sama sekali bukan tentang ketidak-adilan, diskriminasi atau apapun itu
istilah dilemma yang ada di bumi. Namun tentang ihdinashirotol mustaqim, yang
selama ini selalu kauminta untuk ditunjukkan padamu.
Kamu masih hidup di atas bumi, Bee. Masih bernapas, masih dapat
melangkahkan kaki menuju pancuran air, masih bisa membasahi kulitmu dengan air
wudhu. Berwudhu, Bee … seperti yang sering kamu lakukan dulu. Bermunajatlah
langsung pada Sang Maha Pemberi jalan keluar, berkeluhkesahlah pada Sang
Pencipta setiap keluhan yang sedang kausimpan.
O … come on, Bee … bangunlah, bersabar sebentar lagi. Fokus,
konsentrasi-tuju dasarnya hati, jangan sampai kembali terkecoh dengan apa yang
kasat mata. Puluhan tahun bergumul dengan satu hal yang telah menjadi tradisi,
tak bisa lantas kaupangkas semaumu sendiri. Walau tak sehebat mereka yang telah
diberi keutamaan menjadi sang pencerah dan pendobrak babad alas, walau tak dapat
menginjakkan kaki dan berguru langsung di Mekkah-Madinah, tapi kamu tetap punya
satu Nama yang sama-yang bisa kausebut setiap saat. Cukup berpegang dengan Nama
itu, maka kamu akan sampai pada tempat yang ingin kautuju.
Ingat istana para serangga besi? Kau luput dari niat yang kaupasang,
kebaikan yang kamu dapat, ilmu yang kamu cari. Itu karena kamu sibuk meratapi
tentang hal-hal baru yang terasa asing dan membuatmu takut.
Potongi sebagian akar perlahan, buang sebagian kulit luar dan biarkan
kering hingga esok pagi. Dengan begitu cangkokan akan lebih mudah dibuat,
karena getah mengering dengan alami. Begitu, bukan? Pesan yang disampaikan
bintang jatuh padamu?
Bintang jatuh, Bee. Kau sudah dapatkan hadiahmu dengan cuma-cuma,
apa kau masih berani mengeluh dan berkata bahwa Sang Mahawelas abai dan tak
sayang lagi padamu? Iblis-kah yang kautuju saat ini? Perduli dan percaya
tentang ikatan yang ia buat pada dirimu?
Di mana akal sehatmu, Bee? Karena selamanya kita akan bertanding
dengan satu nama itu. Kauakan mati, sedang dia tidak … kau sendiri tahu itu. Harus
menunggu sankakala bersuara baru ia selesai dengan jatah perannya.
Ingat lafadz ‘bismillah,’ Bee … dan jangan biarkan kekuatannya melemah.
Rohmatan lil alamin, Bee. Jika tak bisa kauwujudkan dan tak mampu menunjukkannya
pada seluruh semesta, maka cukup hidupkan keyakinan itu dalam hatimu sendiri, dalam
lingkup terkecil hidupmu. Hidup-hidupkan agama dalam hidupmu, Bee … dalam
hatimu. Dan biarkan Ia Sang Pemilik agama yang menuntun langkahmu.
Komentar
Posting Komentar