Ini Aku - Mutiara Kenangan


    Wanita  tua bling-bling masih harus terus berjalan. Menopang badan dengan sebatang kayu rotan. Tulang bagian belakang nampak semakin merunduk, mungkin karena terlalu banyak membawa beban dipundak. Bandul besar menggantung diujung kalung yang melingkar dilehernya, mau tak mau Wanita tua bling-bling harus terus mengenakannya sepanjang masa yang ia punya. Kerlip indah, kilau emas dan warna-warni permata, Wanita tua punya itu semua. Sepasang sepatu kaca? Aah, itu tak perlu lagi kau tanya, bahkan bongkahan batu hitam legam pun bisa menjadikannya semakin kaya raya. Pasir pantai, terumbu karang, biji saga, bahkan batang pohon jagung yang telah dipetik hasilnya pun bisa menjadi sangat bernilai harganya, saat musim ke tiga telah sampai pada puncaknya. 
    Tidak, tidak ... Wanita tua tidaklah pelit, jika terlintas dihatimu ingin bertanya. Tak inginkah ia berbagi, tak pernahkah ia bersedekah dengan sebagian perhiasan yang ia punya? Wanita tua lakukan itu semua, jangankan memberi sebagian, mengambil sebanyak yang kau mau-sebanyak yang kau mampu untuk membawanya bersamamu, maka Wanita tua akan selalu setuju. Karena ia pun tahu, apa yang telah ada bersamanya hanyalah sebuah titipan semu semata. Semua yang ia miliki, tidaklah benar-benar ia punya. Hanya sebilah kayu rotan ditangan, mungkin itulah satu-satunya harta yang akan ia pertahankan. Sampai akhirnya perjalanan selesai, dan ia kembali pada tempat dimana ia memulai petualangan panjangnya, maka bilah kayu rotan ditangannya pun akan ia lepaskan dengan sukarela.

Komentar

Postingan Populer