Buku Harian Baxy 2020 - Bee de Contez
Waktu tahu kalau pemenang MotoGP minggu malam yang lalu ternyata
bukan Rossi, Baxy. "Marques," jawab suamiku, yang saat kutanya sedang
serius mantengin berita di Kompas TV tentang penetapan status terbaru Menteri
Agama yang berubah menjadi tersangka.
Seperti melihat secercah harapan membentuk siluet pelangi di atas
kepala, mimpi yang pernah kugantung seperti yang disampaikan Donny Dhirgantoro
dalam 5cm, walau masih samar. Namun mulai terlihat bergerak gemulai,
menggantung manja seakan meminta untuk segera kuraih.
"Kesempatan yang sama nggak bisa dateng dua kali, Bee …,"
ucap seorang teman, saat tahu dan menyayangkan keputusanku melarikan diri dari
istana tanpa kabel.
Nggak ada yang namanya kesempatan kedua? Bolehkah jika kubilang itu
kalimat pematah semangat, Baxy? Dan sayangnya, itu keluar dari lisan
orang-orang yang telah kupilih untuk masuk ke dalam TIM-A. Orang-orang yang kuyakini
akan selalu ada di belakangku dan selalu siap menjadi jangkarku.
"Selalu ada kesempatan kedua untuk orang yang mau berusaha,
Miss. Selalu ada kesempatan kedua selama ia tetap bangkit dan terus berusaha. Selalu
ada kesempatan untuk setiap orang, selama ia tetap menjaga keyakinannya bahwa
ia pasti bisa. Aku yakin pasti bisa!"
Keyakinanku kala itu ternyata semakin luruh, Baxy. Karena TIM-A
yang kupercaya memilih lari berhamburan. Entahlah, mungkin jenuh terus melihat tingkah
bodoh dan egoku yang seakan tak terpatahkan.
Kemenangan Marques telah mengisi lagi danau sejuk di hatiku yang
telah lama mengering, Baxy. Berhasil menggurat lengkungan kecil di wajah dengan
begitu indah, sama seperti senyuman kemenangan yang pernah kumiliki beberapa
tahun lalu. Yeaah, aku tahu … walau hanya sebatas senyuman tersembunyi. Aku tak
peduli, mungkin sama seperti Marques yang tak ambil peduli ketika yang sedang
memimpin pertandingan saat itu adalah sosok yang dikenal penuh dengan segudang
prestasi. Marques terus melaju, karena yakin dengan apa yang ingin dia raih dan
mengeluarkan semua kemampuan untuk meraihnya.
Saat berhasil menyalip Rossi di tikungan, suamiku menjelaskan … itu
kelebihan akselerasi motor yang ia kendarai. Walaupun aku tak paham dengan
penjelasan yang diberikannya, tapi senyumanku terus mengembang. Petuah bijak
dari Huang A ma Istana tanpa kabel kembali terngiang, "Waktu lihat
seseorang lari lebih cepat dari kita dan kita ingin bisa lari secepat dia, maka
yang kita lakukan adalah terus berlatih berlari. Begitu seterusnya, sampai
tanpa kita sadari, lari kita sudah lebih cepat dari orang itu tadi."
Iya, bukti bahwa kita hidup adalah dengan bergerak, Baxy. Karena
jika diam berarti kita mati dan jika berhenti tanpa alasan yang jelas, maka ada
kemungkinan akan jatuh terlindas. Bergerak, bangunlah … berdiri dan terus
berjalan. Jangan takut, hapus airmatamu dan menarilah di bawah hujan bunga
warna-warni.
Aku masih menunggu arti mimpi indah itu, Baxy. Iya, aku hanya
diminta diam dan menyaksikan, Baxy. Menarik napas untuk kemudian kembali
menjalankan peran. Fokus, Baxy. Perhatikan dengan teliti seperti saat
menyaksikan MotoGP.
Komentar
Posting Komentar