Buku Harian Baxy 2020 - Bee de Contez

23 Mei 2014

Waktu tahu kalau pemenang MotoGP minggu malam yang lalu ternyata bukan Rossi, Baxy. "Marques," jawab suamiku, yang saat kutanya sedang serius mantengin berita di Kompas TV tentang penetapan status terbaru Menteri Agama yang berubah menjadi tersangka.

Seperti melihat secercah harapan membentuk siluet pelangi di atas kepala, mimpi yang pernah kugantung seperti yang disampaikan Donny Dhirgantoro dalam 5cm, walau masih samar. Namun mulai terlihat bergerak gemulai, menggantung manja seakan meminta untuk segera kuraih.

"Kesempatan yang sama nggak bisa dateng dua kali, Bee …," ucap seorang teman, saat tahu dan menyayangkan keputusanku melarikan diri dari istana tanpa kabel.

Nggak ada yang namanya kesempatan kedua? Bolehkah jika kubilang itu kalimat pematah semangat, Baxy? Dan sayangnya, itu keluar dari lisan orang-orang yang telah kupilih untuk masuk ke dalam TIM-A. Orang-orang yang kuyakini akan selalu ada di belakangku dan selalu siap menjadi jangkarku.

"Selalu ada kesempatan kedua untuk orang yang mau berusaha, Miss. Selalu ada kesempatan kedua selama ia tetap bangkit dan terus berusaha. Selalu ada kesempatan untuk setiap orang, selama ia tetap menjaga keyakinannya bahwa ia pasti bisa. Aku yakin pasti bisa!"

Keyakinanku kala itu ternyata semakin luruh, Baxy. Karena TIM-A yang kupercaya memilih lari berhamburan. Entahlah, mungkin jenuh terus melihat tingkah bodoh dan egoku yang seakan tak terpatahkan.

Kemenangan Marques telah mengisi lagi danau sejuk di hatiku yang telah lama mengering, Baxy. Berhasil menggurat lengkungan kecil di wajah dengan begitu indah, sama seperti senyuman kemenangan yang pernah kumiliki beberapa tahun lalu. Yeaah, aku tahu … walau hanya sebatas senyuman tersembunyi. Aku tak peduli, mungkin sama seperti Marques yang tak ambil peduli ketika yang sedang memimpin pertandingan saat itu adalah sosok yang dikenal penuh dengan segudang prestasi. Marques terus melaju, karena yakin dengan apa yang ingin dia raih dan mengeluarkan semua kemampuan untuk meraihnya.

Saat berhasil menyalip Rossi di tikungan, suamiku menjelaskan … itu kelebihan akselerasi motor yang ia kendarai. Walaupun aku tak paham dengan penjelasan yang diberikannya, tapi senyumanku terus mengembang. Petuah bijak dari Huang A ma Istana tanpa kabel kembali terngiang, "Waktu lihat seseorang lari lebih cepat dari kita dan kita ingin bisa lari secepat dia, maka yang kita lakukan adalah terus berlatih berlari. Begitu seterusnya, sampai tanpa kita sadari, lari kita sudah lebih cepat dari orang itu tadi."

Iya, bukti bahwa kita hidup adalah dengan bergerak, Baxy. Karena jika diam berarti kita mati dan jika berhenti tanpa alasan yang jelas, maka ada kemungkinan akan jatuh terlindas. Bergerak, bangunlah … berdiri dan terus berjalan. Jangan takut, hapus airmatamu dan menarilah di bawah hujan bunga warna-warni.

Aku masih menunggu arti mimpi indah itu, Baxy. Iya, aku hanya diminta diam dan menyaksikan, Baxy. Menarik napas untuk kemudian kembali menjalankan peran. Fokus, Baxy. Perhatikan dengan teliti seperti saat menyaksikan MotoGP.

Komentar

Postingan Populer