Buku Harian baxy 2020 - AKU ANAK WARSITI (1)
Sayap-sayap
patah,
Teruslah
mengepak walau hanya sebelah.
Bantu aku
terbang,
Tinggi…, tinggi
sekali.
Menuju gunung berpuncak
putih.
Iya,
Di sana aku
ingin berdiri
Mengangkat
tangan ke udara
Mengharap pinta untuk bisa tembus
langit satu kali lagi.
... ... ...
21 September
2014,
Mungkin hari itu adalah hari akumulasi dari satu mimpi yang aku
dapat, dua minggu sebelum hari besar adik iparku diadakan, baxy. Mimpi melihat
api berkobar persis di atap rumah mertua, aku yang datang dengan bersenandung
riang, tiba–tiba saja disalahkan menjadi penyebab kebakaran. Masih dengan hati tenang
dan bersenandung, melenggang masuk ke dalam. Tanpa memperdulikan cibiran dan
cemoohan orang, aku segera mencari sumber api.
“Kebakaran yang aneh ... kompor gas tidak dalam
keadaan digunakan tapi kenapa api bisa keluar lewat pipanya …?” aku bergumam. Sementara orang–orang semakin ramai berteriak, ada pula
yang mulai memprovokasi masa untuk menghakimi, meminta untuk membakarku sebagai
ganti rumah mertua yang telah habis terbakar api.
Aku terus meneliti, api yang begitu besar berkobar di atap rumah,
tapi mengapa didalamnya bisa tetap dalam keadaan baik–baik saja? Bahkan pipa
gas sumber api keluar pun tidak ikut terbakar sama sekali. Masih dengan
senandung yang sama, kali ini aku berjalan menuju warga yang semakin banyak
berdatangan. Menghadirkan beraneka macam air muka, namun tak satupun yang ingat
untuk menyelipkan senyum ramah atau tatapan lembut diwajah mereka.
“Kenapa harus marah? Kenapa cuma aku yang
dituduh bersalah? Aku keluar rumah, kompor gas dalam keadaan mati semua juga
sudah terbukti. Ku fikir, kalo aku mau balik marah juga bisa … kalian orang
banyak, berkumpul di sini bukannya inisiatif padamkan api malah milih nunggu
aku pulang cuma buat disalahin dan ngebiarin apinya tambah besar. Hayyoo, kalo
udah begitu siapa yang salah sekarang …?” Senandungku
pun bertambah riang, ditambah dengan gerak tari gemulai, menari tanpa beban
dihadapan semua orang.
Dari tafsir mimpi yang kubaca, bermimpi melihat api berarti akan
menjumpai fitnah atau kerusakan. Syirikkah aku? Semoga ta’awudz yang kubaca
setiap kali bermimpi buruk, telah menjaga dan menjauhkan aku dari menduakan
Yang Maha Satu, baxy.
Fitnah, ghibah, atau istilah yang lebih populer adalah gosip.
Sepertinya naskah itu belum dapat aku hapus seluruhnya dari dalam buku
kehidupanku. Masih teringat jelas setiap fitnah yang ditujukan, hanya dapat
berbagi rasa dengan teman curhat paling the best, di atas sejadah yang
terbentang, didalam sujud aku mengadu. Menangis sejadi–jadinya, menumpahkan
seluruh rasa. Eaa ….
Komentar
Posting Komentar