Buku Harian Baxy 2020 - Nama-Nya, 'Allah.'

 

“Apa ya, Mbak. Dulu, waktu Mamah tau aku mau nikah sama Mas … Mamah udah wanti-wanti, nasehatin aku juga, terus nanya apa tetep berani nerusin niat buat nikah. Soalnya, ini kata Mamah lagi ya … ormas yang kami ikutin kurang diterima di sini. Ya aku cuma bisa jawab, ‘yang aku tetapin agamanya Allah, kok. Kalo perkara takut, ya wajar kalo aku takut.’ Mungkin efek kebanyakan liat tipi juga kali yah, apalagi waktu nonton sang Pencerah, bikin aku makin sedih. Kita ini sama-sama Islam, tapi saling bermusuhan, ya cuma gara-gara beda baju yang Sampean sebut itu. Aku belajar loh tentang sejarah NU, keluarga aku juga ada yang NU. Satu kakak perempuan aku malah kenal Islam lewat Hizbut tahrir, kami juga sering sharing-tuker pengetahuan tentang agama. Terus, kalo yang aku tangkep dari artikel yang pernah aku baca tentang Nahdiyin, ternyata tujuan NU di diri'in, ya untuk jadi wadah semua umat, pemersatu ulama. Terus lagi, begitu sampe sini, otomatis nasehat-nasehat agama yang aku denger kan ya dari ulama NU toh, Mbak? Alhamdulillah-nya aku bisa terima tuh, karena pada dasarnya kan sama aja dengan apa yang udah aku kaji selama ini." Kali ini suara aku sudah mulai bergetar, airmata juga sudah mulai memaksa keluar.

Menahan amarah ... sekali lagi kutegaskan, bukan pada situasi di mana aku berada saat ini, tetapi kembali kutujukan kepada para pembawa agama yang sudah mengalami regenerasi. Apa yang dibawa dan diperjuangkan oleh bapak K.H Ahmad Dahlan adalah syari’at Islam sebelum Muhammadiyah berdiri, yang coba dijaga dan disatukan adalah Islam oleh K.H. Hasyim Al Asy'ari sebelum akhirnya NU berdiri. Lalu yang dibawa oleh K.H Nurhasan? Mahasuci Allah dengan segala firman-Nya, jika benar apa yang menjadi niat beliau menyampaikan agama pun semata-mata adalah untuk menjaga kemurnian dan menguatkan sunnah, maka aku hanya bisa berharap dan berdo’a, apa yang dibawa tak jauh berbeda dengan yang disampaikan dan diperjuangkan oleh para pendahulunya. 

Aku tak pernah berhasil menemukan jawabannya, Baxy. Kenapa bisa jadi nama-nama itu yang jadi lebih dikenal ketimbang Islam itu sendiri? Imam? 4 Imam besar itukah yang dimaksud dari pertanyaan yang diajukan tetanggaku? Apa mereka yang mengaku menjadi pengikut para Imam itu lupa dengan Satu nama yang sama-yang mereka bawa dan menjadi tujuan akhir dalam hidup mereka?

"Pean sebenernya mau nanya aku ini orang Lemkari apa bukan toh, Mbak?" aku berusaha mengakhiri dengan cepat perbincangan yang bisa memicu SARA menjemukan itu.

Aku, Baxy … yang sempat dibilang oleh seorang supranatural yang mengobatiku beberapa tahun silam, dijaga oleh Jin Brotoseno-menjadi penyebab cara bicaraku terkesan keras dan kasar. Terbiasa menelan hukum bulat-bulat, tidak kenal kompromi jika sudah menyangkut kebaikan dan kebenaran. Sekuat tenaga aku menahan diri agar tidak kembali pada pribadiku yang lama setelah susah payah diobati. Namun, sepertinya pertahananku harus kandas juga di hari itu.

 "Setau aku sih, nama itu udah diganti lama banget, Mbak. Jadi, bisa dibilang ya aku nggak kenal sama lemkari yang Mbak maksud, tapi kalo LDII aku tahu. Nah, tapi kalo yang Pean maksud nanya agama aku apa, ya aku jawab Islam, Mbak. Walaupun aku dimusuhin di sini, tapi aku tetep bersyukur sama guru-guru ngaji aku. Toh, karena perantara mereka juga aku jadi kenal agama. Begitu aku di sini, ya aku bersyukur sama radio yang sering aku denger. InsyaAllah, Pean juga sering nyetel toh saluran 100 koma berapa tuh, aku lupa. Nasehat-nasehat yang disampein, kaya dibuat khusus untuk aku gituh …."

Suasana pun hening setelah itu. Baik Mbak Bunga yang duduk di sampingku, maupun Ibu mertuaku yang tiba-tiba saja menghilang dan lama baru kembali dengan satu kemarang besar berisi beras yang telah selesai dicucinya.

Nama-Nya Allah, Sobat. Entah kau NU, MUHAMMADIYAH, Hizbuttahrir, LDII, SALAFI, atau apalah nama baju lainnya yang kalian pakai saat ini. Nama yang sama-yang dibawa sejak Nabi Adam diturunkan ke bumi. Saat masa terus berganti, Kenabian, Kekholifahan, sampai akhirnya Kemal Pasha mengambil alih kendali kota Turki. Nama itu akan tetap sama, bertempat Agung di Singgasana-Nya. Memperhatikan kita yang sibuk berselisih tentang ajaran dan paham siapa yang paling benar. Menunggu dengan sabar, kapan akhirnya kita bisa kembali duduk dalam satu lingkaran dengan damai, saling berangkulan penuh kasih sayang.

Ka’annahum bunyanum marshush, Muslim akhul muslim. Gambaran paling mudahnya mungkin bisa diambil dari apa yang disampaikan Krishna di akhir film Mahabarata, ‘jika yang di kedepankan adalah cinta dan kasih sayang, maka leburlah amarah dan kebencian.’ Wal jama'atu rohmah, selama yang kita tetapi adalah rukun Islam maka tetaplah jalan beriringan, selama yang kita jadikan tuntunan adalah rukun Iman maka mulailah saling menguatkan. Membuat kejayaan Muhammad Al Fatih terulang satu kali lagi, tapi kali ini bukan dengan ujung pedang dan panah yang berlumuran darah, tapi dengan nama Islam itu sendiri. Dengan Salam, kelembutan hati, cinta dan kasih sayang. Buat Allah tersenyum bangga, karena hamba-Nya telah berhasil meneladani 99 nama yang baik, milik-Nya. Menyelamatkan diri dari percakapan guru dan murid di akhirat nanti, karena masing-masing pribadi telah mampu bertanggung jawab dengan pengajaran dan pelajaran yang di dapat.

Nama-Nya Allah, jika kalian bertanya siapa Tuhan-ku. Agamaku Islam, jika sekali lagi aku ditanya tentang keyakinanku-andai kembali terjerat baju agama buatan manusia. Muhammad-lah Nabiku, Nabi untuk setiap pribadi yang telah memilih Islam sebagai jalan hidupnya.

Komentar

Postingan Populer